Minggu, 25 Desember 2011

Akhirnya Manjat Juga

    Setelah dua kali gagal melakukan pemanjatan di tebing ini,di kawasan wisata curug sewu,Patean,kendal,Jawa Tengah,akhirnya pada minggu 25 november 2011,terlaksana juga keinginan yang dua kali sempat tertunda. Pertama karena hujan yang terus mengguyur kota ini dan kendala alat yang belum ada (maklum masih pinjam)haha
   kegiatan diawali pada pagi jam 8,saya mempersiapkan perbekalan untuk pemanjatan, sepatu,chalk bag,minum, dan beberapa makanan kecil saya masukkan ke dalam daypack, kemudian berangkat menuju ke rumah salah satu teman saya yang ingin memanjat juga tentunya bukan berjualan,hehe.
   Setelah sampai di rumah teman saya, kami segera mempersiapkan alat pemanjatan kernmantle,runner,webbing,prusik, dan beberapa alat lain sembari menunggu beberapa teman lain yang juga ingin mengikuti kegiatan pemanjatan kali ini. Setelah semua berkumpul dan alat sudah siap,kami segera berangkat menuju tebing Sarang Pembangkang yang berada di kawasan wisata alam CUrug Sewu yang berada di kecamatan patean, kendal, jawa tengah. . perjalanan kami tempuh kurang lebih 15menit perjalanan dengan sepeda motor,dan kurang lebih 4 jam perjalanan jika motornya di dorong bukan di naiki..hee
   setelah sampai di curug sewu,kami segera memarkirkan motor, dan perjalan menuju tebing lewat jalan setapak yang dikelilingi sawah dan kebun warga. setelah sampai, kami segera melakukan pemanasan dan memasang beberapa peralatan. Pemanjatan diawali oleh salah satu teman saya,dan kami menggunakan jalur ke dua, karena hanya ada tiga jalur di tebing ini,karena memang tebingnya tidak terlalu tinggi dan lebar,dan dua jalur lain sudah ada beberapa pengaman yang copot karena patah termakan usia. Pada pemanjatan ini terasa berat,karena posisi tebing yang miring ke depan atau overhang, dan karakter batu yang terasa sangat pedas di tangan,dan beberapa teman hanya sampai di pengaman kedua dari top atau puncak jalurnya. Setelah 2 teman saya melakukan pemanjatan,giliran saya untuk mencoba, tali saya pasang di webbing, dan sepatu saya pakai ,bukan saya lempar....hee, pemanjatan dimulai, pada tahap awal memang sedikit mengalami kesulitan,karena pegangan yang lumayan kecil dan licin. Setelah naik sekitar 1,5 meter dari dasar,terdapat tempat untuk beristirahat dan melemaskan tangan,karena posisi batu yang menonjol dan bisa untuk duduk dan pegangan yang enak. Di titik inilah kita bisa mempersiapkan tenaga untuk tahap selanjutnya untuk melakukan pemanjatan dengan posisi tebing overhang dan cara berpijak dan pegangan sama yang ada di jalur poster citatah, dan disinilah beberapa teman saya gagal melanjutkan jalur ini. Saya terus berusaha naik dan mencari pijakan untuk menambah ketinggian,dan saya harus cepat melewati titik ini karena disinilah tenaga akan terkuras, namun sayang,say terlalu lama berada di titik ini dan karena tangan yang sudah tidak kuat dan menahan pedasnya batu ini,akhirnya tangan terlepas dari tebing, dan sangat disayangkan karena tiinggal 1,5 meter dari tempat terakhir berpijak,disitulah puncak jalur ini. dan beberapa kali saya mencoba dan terjatuh, karena kondisi yang lemas,dan pengaruh sakit pada luka telapak tangan akibatterjatuh di awal pemanjatan pada percobaan kedua. Namun begitu jalur ini sangat menyenangkan dan menegangkan untuk di panjat,apalagi ketika kita akan turun,karena posisi tebing yang overhang,ayunan saat terjatuh sangat kencang,ditambah ada beberapa pohon di depan tebing yang siap menghadang kita.

Behind the Climbing
pada pemanjatan kali ini sangat menyenangkan,karena diwarnai dengan kejadian lucu saat pemanjatan,
kejadian pertama adalah ketika saya membelay teman saya yang mempunyai berat lebih dari saya,dan saat teman terjatuh,tubuh saya tertarik ke depan dan akhirnya justru terangkat ke atas. Kejadian kedua adalah adik dari teman yang berusia sekitar 9 tahunan. pada saat melakukan pemanjatan, dia takut dan memutuskan untuk turun dari ketinggian satu meter, dan saat turun,dan bergantung di tali, dia berayun ke arah pohon yang berada di depan tebing dan menabrak pohon tersebut.
   

Selasa, 20 Desember 2011

Citatah 125

 Berawal dari Sms teman dari universitas lain yang sedang melakukan pengembaraan Rock Climbing dan pelatih juga mengajak memanjat di tebing citatah 125 saya pun membulatkan tekat untuk berangkat menuju citatah 125 dan menyusul rekan-rekan pemanjat yang sudah berada disana lebih dahulu. Malam sebelum hari H saya mendapat sms dari pelatih dan mengajak untuk ikut memanjat di tebing citatah 125, dan pelatih sudah berada disana selama 7 hari saya pun merasa panas dan ingin mencoba tebing yang baru pertama kali saya menginjakkan kaki di tebing ini,tebing Citatah 125. Seperti namanya citatah 125,tebing ini memiliki tinggi 125 m dan kurang lebih terdapat 80 jalur sport. malam sebelum keberangkatan,saya mencoba mengajak beberpa teman untuk menyusul pelatih kami yang sudah berada disana,dan hanya ada satu orang yang bersedia,karena yang lain terbentur dengan adanya kegiatan lain, akhirnya kami sepakat berangkat berdua pada keesokan harinya dan berangkat pada sore hari. Namun,pada keesokan harinya,teman saya ada acara yang tidak bisa di tinggal,akhirnya saya hanya berangkat sendiri. perjalanan saya mulai dengan membawa perbekalan yang sudah di persiapkan,baju ganti,makanan, dan beberapa alat panjat yaitu carabiner,figure eight, chalk bag, dan sepatu panjat lokal kesayangan saya...haha





perjalanan saya mulai dengan naik angkot menuju ke stasiun,kemudian sampai di stasiun, menuju loket tiket untuk membeli tiket kereta lokal bandung-padalarang seharga Rp.1000. tiket yang sangat murah. kurang lebih 1 jam perjalanan,saya tiba di padalarang,kemudian naik angkot arah rajamandala menuju tebing citatah 125. setelah 1 jam tepatnya pukul 18.00 lebih (lupa jam.a),saya tiba di tebing citatah 125. dan bertemu dengan pelatih. wowwww...inilah kesan pertama saya melihat tebing kapur yang menjulang tinggi. ini pengalaman pertama saya melihat tebing setinggi ini (maklum pemain baru... hee). hasrat untuk mencoba tebing ini semakin menjadi opada diri saya,tapi sayang,hari usdah gelap,dan pemanjatan baru akan dilakukan besok. kemudian kami menuju rumah di dekat tebing citatah 48 dan menginap di rumah seorang teman pelatih.
keesokan harinya tiba,pagi-pagi kami segera bersih-bersih dan menyiapkan peralatan pemanjatan. setelah siap,kami berangkat menuju ke ebing 125, perjalanan kurang lebih 15 menit dari citatah 48. sampai di citatah 125,kami segera menuju di kaki tebing. banyak kesan saya dapat dari tebing ini, jebnis batuan yang berbeda dengan di gunung batu, dan jalur yang sangat banyak dan berfariasi dengan grade yang berbeda. Tidak lama membuang waktu,kami melakukan pemanasan untuk melakukan pemanjatan sport. setelah selesai,perlengkapan saya pakai, dan sebagai orang yang pertama ke citatah 125 dan pemanjat pemula,saya mencoba jalur yang di tunjuk pelatih yaitu jalur rock n roll. Sungguh berbeda karakteristik batunya, pada batu kapur ini,kaki terasa licin untuk berpijak,sehingga cukup kesulitan. setelah lolos jalur rock n roll dengan beberapa kali percobaan tentunya, saya mencoba jalur lain dengan kesulitan yang menurut saya berat. dan pada detik terakhir di sore sebelum pulang,saya mencoba jalur poster beberapa kali. Jalur ini memang benar-benar membutuhkan teknik, dan saya belum tembus untuk jalur ini,beberapa kali saya mencoba, dan sama,kesulitan ada pada pijakan kaki yang licin dan pegangan tangan yang lumayan susah sampai tangan saya berdarah. Tapi walaupun sampai berdarah-darah,sungguh pengalaman luar biasa bisa memanjat di jalur ini.

Pemanjatan Pertama

Gunung Batu - perbukitan yang terletak di cikidang, Lembang, Bandung, merupakan bukit yang di bagian depannya terhampar dinding-dinding batuan dengan beragam cacat bebatuan yang berbeda. bagi penyuka dan penggila panjat tebing tentu akan merasa haus dan gatal untuk menaklukkan tebing ini. hampir setiap akhir pekan kita bisa menemukan para pemanjat, baik yang sudah berpengalaman atau masih dalam tahap belajar (seperti saya...hee) sedang berlatih disini

Bicara soal Gunung batu, di tebing inilah pertama kali saya melakukan dan menyukai olah raga ini,olah raga yang tidak sedikit orang mengatakan olah raga yang ekstrim dan berbahaya. Waktu itu bulan Februari tepatnya, setelah kurang lebih satu bulan saya dan beberapa teman saya melalui Pendidikan Dasar di salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa yang ada di kampus. Setelah satu bulan memperoleh materi di kelas dan praktek di lingkungan kampus saja, akhirnya kami menerapkan materi yang selama ini kami peroleh, kami sepakat untuk melakukan simulasi pertama ini di gunung batu.

akhir pekan tiba, di hari jum'at, saya dan beberapa anggota berkumpul dan menyiapkan segala perlengkapan untuk melakukan simulasi tersebut, beberapa peralatan untuk memanjat dan memasak di persiapakan. Setelah semua siap kami sepakat untuk berangkat pada sabtu sore. Tepat pada hari sabtu, pukul 16.00 WIB, saya dan beberapa rekan seperjuangngan berangkat menuju ke gunung batu di lembang dari kampus di daerah Dago menggunakan angkot,dan perjalanan di tempuh sekitar 1 jam.

 pukul 17.00 kurang lebih,kami semua sampai di gunung batu, saya dan beberapa anggota,dan instruktur segera membawa peralatan dari tempat kami turun ke gunung batu dan segera mempersiapkan makanan untuk makan malam. Setelah selesai memasak,mempersiapkan tempat bermalam,kami di beri pengarahan dan mengulang beberapa materi lagi oleh instruktur,dan setelah selesai kami segera tidur untuk mempersiapkan tenaga untuk besok.

Pagi tiba, beberapa dari kami ada yang memasak,bersih-bersih di sumber air dekat gunung batu,dan melakukan sholat subuh. setelah selesai kami semua sarapan. dan kurang lebih pukul 06.30 kami memulai aktivitas memanjat,diawali dengan pemanasan dan pengulasan materi yang tadi malam diberikan. setelah selesai, instruktur memberikan penjelasan dan memberikan contoh memanjat dengan Free Climbing.

Tiba giliran kami untuk mencoba memanjat, dan menggunakan dua jalur yang sudah ada, dan tali sudah terpasang, dan kita hanya memanjat tanpa melakukan Leading karena tali sudah terpasang diatas. pemanjatan dimulai oleh salah satu teman saya, dan dia berhasil sampai di atas walaupun kelihatan masih susah dan belum terbiasa. Setelah semua mendapat giliran, tiba giliran saya memanjat, webbing sudah terpasang di tubuh saya,dan tali sudah terpasang dengan simpul delapan, sepatu,helm,calk bag juga sudah siap. Sebelum melakukan pemanjatan,tangan saya lumuri dengan bubuk magnesium agar tidak licin waktu memanjat, dan saya mulai memanjat, pada tahapan awal,jalur masih terasa enak dan saya terus melakukan pemanjatan, setelah setengah jalur saya lalui,kendala mulai dialami, tempat pijakan mulai kecil dan jauh,ditambah posisi yang sudah berada pada ketinggian 5 m kurang lebih,semakin membuat saya khawatir jatuh, dan saya terus mencoba meraih dan mencari pijakan yang enak,dan untung,berhasil saya lalui dan sampai puncak,puas dan nikmat saya rasakan setelah berjuang naik dan lega bisa memanjat dengan aman dan selamat :D

Setelah pemanjatan tahap pertama selesai dan semua sudah mendapat giliran memanjat baik laki-laki maupun perempuan, dilanjutkan tahap  kedua, pada tahap ini,kami semua mencoba memanjat dengan cara yang berbeda dari yang pertama,yaitu kita melakukan leading,jadi tali sudah tidak terhubung dari atas,kami yang memasang tali tersebut. Sama seperti tahap pertama,semua mencoba satu persatu,dan pada tahap ini,kami semua banyak mengalami kendala, tali sendiri,dan takut jatuh karena tali tidak tergantung dari atas,tapi dari bawah dan kami yang memasang,dan hanya dua orang laki-laki yang sampai pada puncak, setelah beberapa teman mendapat giliran, tiba giliran saya untuk mencoba,seperti biasa,saya memeriksa perlengkapan dan simpul yang menghubungkan tali dengan tubuh saya,pemanjatan dimulai, saya benar-benar takut dan gemetar pada pemanjatan kali ini,karena pengaman belum terpasang pada hanger yang ada di tebing, pada hanger pertama,saya berusaha memasukkan tali ke dalam runner yang ada di kiri saya,dan pada tahap ini saya benar-benar mengalami kesulitan karena posisi runner yang sedikit jauh dari posisi saya berdiri,saya berusaha untuk meraih runner sebagai pengaman pertama yang menahan saya ketika jatuh,tetapi kembali saya mengalami kesulitan.


Setelah beberapa kali melakukan percobaan,tangan saya mulai pegal dan terasa sudah tidak kuat menahan tubuh saya,dan saya memutuskan untuk turun,tapi celakanya,waktu akan berpindah posisi,tangan saya tergelincir dari pegangan, akhhirnya saya jatuh dari ketinggian 2m,dan mengalami sedikit kesakitan pada paha. kemudian saya memanjat untuk percobaan kedua,dan mengalami kesulitan yang sama,dan tangan sudah benar-benar pegal dan terasa tidak kuat lagi menahann tubuh,dan kembali terjatuh,dan menimpa belayer saya. dan hal saya alami sama dengan yang dialami oleh teman-teman saya yang lain,karena takut dan kurangnya latihan fisik.
walaupun saya gagal, terjatuh dan megalami mengalami luka, hal tersebut bukan menjadi hal yang menciutkan nyali dan tekat saya untuk lebih mendalami olah raga ini,justru karena terjatuh saya mulai termotivasi untuk bisa menaklukan tebing tersebut atau tebing-tebing yang lain,dan justru membangkitkan rasa suka saya terhadap olah raga ini. dan setelah hal tersebut,saya akhirnya masuk pada Divisi Rock Climbing pada tahap pendidikan selanjutnya,dan saya masih melakukan pemanjatan pada tebing maupun papan panjat lain dan terus berlatih dan belajar tentang olah raga ini.

Pemanasan Global

Penyebab Pemanasan Global
Penelitian yang telah dilakukan para ahli selama beberapa dekade terakhir ini menunjukkan bahwa ternyata makin panasnya planet bumi terkait langsung dengan gas-gas rumah kaca yang dihasilkan oleh aktifitas manusia. Khusus untuk mengawasi sebab dan dampak yang dihasilkan oleh pemanasan global, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) membentuk sebuah kelompok peneliti yang disebut dengan International Panel on Climate Change (IPCC). Setiap beberapa tahun sekali, ribuan ahli dan peneliti-peneliti terbaik dunia yang tergabung dalam IPCC mengadakan pertemuan untuk mendiskusikan penemuan-penemuan terbaru yang berhubungan dengan pemanasan global, dan membuat kesimpulan dari laporan dan penemuan- penemuan baru yang berhasil dikumpulkan, kemudian membuat persetujuan untuk solusi dari masalah tersebut . Salah satu hal pertama yang mereka temukan adalah bahwa beberapa jenis gas rumah kaca bertanggung jawab langsung terhadap pemanasan yang kita alami, dan manusialah kontributor terbesar dari terciptanya gas-gas rumah kaca tersebut. Kebanyakan dari gas rumah kaca ini dihasilkan oleh peternakan, pembakaran bahan bakar fosil pada kendaraan bermotor, pabrik-pabrik modern, peternakan, serta pembangkit tenaga listrik.
Apa itu Gas Rumah Kaca?
Atmosfer bumi terdiri dari bermacam-macam gas dengan fungsi yang berbeda-beda. Kelompok gas yang menjaga suhu permukaan bumi agar tetap hangat dikenal dengan istilah “gas rumah kaca”. Disebut gas rumah kaca karena sistem kerja gas-gas tersebut di atmosfer bumi mirip dengan cara kerja rumah kaca yang berfungsi menahan panas matahari di dalamnya agar suhu di dalam rumah kaca tetap hangat, dengan begitu tanaman di dalamnya pun akan dapat tumbuh dengan baik karena memiliki panas matahari yang cukup. Planet kita pada dasarnya membutuhkan gas-gas tesebut untuk menjaga kehidupan di dalamnya. Tanpa keberadaan gas rumah kaca, bumi akan menjadi terlalu dingin untuk ditinggali karena tidak adanya lapisan yang mengisolasi panas matahari. Sebagai perbandingan, planet mars yang memiliki lapisan atmosfer tipis dan tidak memiliki efek rumah kaca memiliki temperatur rata-rata -32o Celcius.
Kontributor terbesar pemanasan global saat ini adalah Karbon Dioksida (CO2), metana (CH4) yang dihasilkan agrikultur dan peternakan (terutama dari sistem pencernaan hewan-hewan ternak), Nitrogen Oksida (NO) dari pupuk, dan gas-gas yang digunakan untuk kulkas dan pendingin ruangan (CFC). Rusaknya hutan-hutan yang seharusnya berfungsi sebagai penyimpan CO2 juga makin memperparah keadaan ini karena pohon-pohon yang mati akan melepaskan CO2 yang tersimpan di dalam jaringannya ke atmosfer. Setiap gas rumah kaca memiliki efek pemanasan global yang berbedabeda. Beberapa gas menghasilkan efek pemanasan lebih parah dari CO2. Sebagai contoh sebuah molekul metana menghasilkan efek pemanasan 23 kali dari molekul CO2. Molekul NO bahkan menghasilkan efek pemanasan sampai 300 kali dari molekul CO2. Gas-gas lain seperti chlorofluorocarbons (CFC) ada yang menghasilkan efek pemanasan hingga ribuan kali dari CO2. Tetapi untungnya pemakaian CFC telah dilarang di banyak negara karena CFC telah lama dituding sebagai penyebab rusaknya lapisan ozon.
 
Apa Penyebab Utama Pemanasan Global?
Dalam laporan PBB (FAO) yang berjudul Livestock's Long Shadow: Enviromental Issues and Options (Dirilis bulan November 2006), PBB mencatat bahwa industri peternakan adalah penghasil emisi gas rumah kaca yang terbesar (18%), jumlah ini lebih banyak dari gabungan emisi gas rumah kaca seluruh transportasi di seluruh dunia (13%). Emisi gas rumah kaca industri peternakan meliputi 9 % karbon dioksida, 37% gas metana (efek pemanasannya 72 kali lebih kuat dari CO2), 65 % nitro oksida (efek pemanasan 296 kali lebih kuat dari CO2), serta 64% amonia penyebab hujan asam. Peternakan menyita 30% dari seluruh permukaan tanah kering di Bumi dan 33% dari area tanah yang subur dijadikan ladang untuk menanam pakan ternak. Peternakan juga penyebab dari 80% penggundulan Hutan Amazon.
Sedangkan laporan yang baru saja dirilis World Watch Institut menyatakan bahwa peternakan bertanggung jawab atas sedikitnya 51 persen dari pemanasan global.
Penulisnya, Dr. Robert Goodland, mantan penasihat utama bidang lingkungan untuk Bank Dunia, dan staf riset Bank Dunia Jeff Anhang, membuatnya berdasarkan “Bayangan Panjang Peternakan”, laporan yang diterbitkan pada tahun 2006 oleh Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO). Mereka menghitung bidang yang sebelumnya  dan memperbarui hal lainnya, termasuk siklus hidup emisi produksi ikan yang diternakkan, CO2 dari pernapasan hewan, dan koreksi perhitungan sebenarnya yang menghasilkan lebih dari dua kali lipat jumlah hewan ternak yang dilaporkan di planet ini.
Emisi metana dari hewan ternak juga berperan sebesar 72 kali lebih dalam menyerap panas di atmosfer daripada CO2. Hal ini mewakili kenaikan yang lebih akurat dari perhitungan asli FAO dengan potensi pemanasan sebesar 23 kali. Meskipun demikian, para peneliti itu memberitahu bahwa perkiraan mereka adalah minimal, dan karena itu total emisi 51 persen masih konservatif.